Selayang Pandang

Selayang Pandang (sebuah layang2 menghalangi Pandangan) Sekapur Sirih (Sebuah kapur yang dikunyah dengan sirih)

Apa saja. Blog ini akan bercerita tentang pengalaman-pengalaman saya (masum tidak mesum) apa saja selama saya hendak menulisnya. Mohon maaf apabila tertulis kesamaan nama pada cerita yang nanti akan muncul. Kesamaan nama hanya secara kebetulan saja. Supaya agan-agan tidak merasa rugi berkunjung pada blog saya, saya do'akan yang pernah baca konten blog ini masuk surga... amin.. Bersama saya tentunya amin..

Selasa, 27 Desember 2011

Kesabaran Pengajar Madrasah

Saya bukan pengajar madrasah. Tapi saya salah seorang yang kagum dan menghargai terhadap pekerjaan itu. Saya yakin mereka tidak pernah mengeluh tentang pekerjaannya. Tapi saya tidak tahan melihat penderitaannya. Setiap hari mereka mendidik anak-anak yang mau belajar mengaji, itu pun sebagian kecil. Kebanyakan anak lebih memilih beristirahat santai di rumah bahkan sebagian lagi malah sibuk bermain.
Pengajar Madrasah biasanya adalah seorang ulama atau ajengan (b.sunda) yang sudah selesai dari pendidikannya di Pesantren. Mereka mengabdi dengan ikhlas tanpa mengharapkan pamrih. Berjuang demi menebarkan benih-benih kebaikan.
Sebenarnya apa sih yang ada difikiran para Pengajar Madrasah. Mereka giat sekali mengajar hampir setiap hari, bertanggung jawab terhadap ahlak anak-anak didiknya, menjaga Madrasah tetap bersih, dan lain-lain. Tapi apa yang mereka dapatkan, apresiasi dari masyarakat kurang, anak-anak sedikit yang datang, bahkan mereka tidak mendapatkan penghasilan uang dari mengajar di Madrasah. Lengkap sudah menderitaan mereka.
Saya tidak habis fikir, masih ada orang-orang seperti mereka bisa hidup dimasa-masa seperti ini, dimana segalanya harus pakai uang. Sampai-sampai mengapa saya yang stres melihat fenomena ini, padahal sang Pengajar Madrasah lagi santai-santai aja tuh mengajar di Madrasah.
Salah satu pengajar itu adalah kakak saya. Madrasah Al-Huda, itu lah Madrasah yang saya ceritakan. Pengajar Madrasah Al-Huda itulah yang saya ceritakan. Tapi ini mungkin bisa jadi gambaran dari madrasah-madrasah yang ada di jagat raya ini. Tulisan ini bukan lah keluh kesah mereka, tapi keprihatinan saya yang menyaksikan fenomena ini. Sungguh luar biasa kesabaran mereka.
Saya bertanya "apa sih sebenarnya yang bisa membuat kakak bertahan dengan kondisi seperti ini?" maka lewat sebuah diskusi kecil dulu saya mengajukan pertanyaan itu. Dia menjawab "Kuncinya Sabar, Ikhlas dan bersyukur". Hanya itu yang Dia jawab.
Akhirnya saya merefleksi diri sendiri, saya malu dengan mereka. Sabar itu tak ada batasnya. Ikhlas itu tak berkeluh kesah. Bersyukur itu tak muluk-muluk. Sungguh saya kagum.. Sangat kagum.
Semoga Alloh meridhoi kita semua, khususnya yang berjuang di jalan-Nya.. Amin
Terimakasih untuk semua Pengajar Madrasah di Indonesia, Vietnam, Thailand dan Negara2 persemakmuran hehe..
Special to : H. Nunu, Hj. Cucum, A Asep, Aj. Odin dan Istri, A Iip, T Nur Asiah, Dede Hadiana, Wa Ajengan, Wa Simi, T Wilda, H. Engkon, H. Noneng, Mah Ade, Pak Endang, M. Dedi, dan semua yang telah mengajarkan saya tentang Agama Islam. Rohmatan lil Alamin